Sabtu, 12 Oktober 2013

Pe-er Ancelotti

26 Oktober.

Dalam rangka apakah kita membicarakan tanggal 26 Oktober?

Tahun 1951, Winston Churchill terpilih kembali sebagai Perdana Menteri Inggris
Tahun 1975, Anwar Sadat menjadi presiden Mesir pertama yang mengunjungi Amerika Serikat
Hillary Clinton, berulang tahun pada tanggal 26 Oktober

Ohya, Seth MacFarlane juga. Itu lho, pengisi suara si boneka teddy kocak dalam film Ted.

Kalo tanggal 26 Oktober 2013?

El Clasico!
Sebagai seorang Madridista, rasanya wajar merasa waswas menjelang El Clasico pertama di musim 2013-2014 ini. Pelatih baru, pemain-pemain baru, skema permainan baru, dan menjelang jornada 9, Real masih belum kompak dan belum solid. Tugas Ancelotti masih menumpuk, masih banyak masalah yang harus diselesaikan.


Walaupun terkesan mereda, tapi sebenarnya konflik penjaga gawang itu masih ada lho. Berat rasanya ngeliat Casillas dicadangin, namun Diego Lopez juga fantastik di depan gawang. Mungkin banyak yang ngerasa Real hoki bisa ngedapetin kiper hebat, padahal niat awalnya cuman mau nyari kiper pengganti sementara karena Casillas cedera. Namun sebenarnya kehebatan Diego Lopez itu udah keliatan sejak musim 2003-2004, saat Lopez masih di Real dan berstatus pelapis Casillas. Pelatih Real saat itu, Carlos Queiroz, kaget saat ngeliat Lopez pertama kali dalam sesi latihan. Jangkung, cepat, dan decision makingnya bagus. Queiroz heran kenapa kiper sehebat ini dicadangin, gak tercium oleh scout-scout klub lain. Queiroz bahkan sempet ngejulukin Lopez sebagai Petr Cech Spanyol. Menurut Queiroz, Lopez kompetitif dan patut diperhitungkan sebagai kiper no.1 Real. Namun status Casillas sebagai golden boy lah yang membuat Queiroz ogah mainin Lopez. Daripada dikritik, daripada dihujat, mending main aman. Dan emang performa Casillas saat itu lagi bagus sih, jadi emang ga ada alasan bagi Queiroz untuk masang Lopez.

Beberapa waktu lalu, Ancelotti pernah bilang bahwa ia akan memasang Casillas dalam pertandingan "bertensi tinggi." Gak lama kemudian, diumumkan Casillas akan bermain di Champions League melawan Ajax. Masuk akal, CL emang beda, kompetisi elit Eropa. Namun bukan berarti Lopez gak pernah main di CL. Bersama Villareal, Lopez pernah mencapai semifinal. Apakah El Clasico termasuk partai "bertensi tinggi" di mata Ancelotti? Berarti Casillas kah yang akan main? Kita tunggu aja nanti. Siapa yang main nanti jelas akan jadi kontroversi tersendiri.

Lalu di lini belakang. Menjelang kesembuhan Varane, sayang rasanya kalo si bocah ajaib ini gak dimainin. Tenang, cepat, kalem. Edan, Varane bahkan nunjukkin kalo dia udah jauh lebih baik dari Pepe. Menurut gue, Ramos-Varane lah yang harus ngisi duo bek tengah. Atau, Pepe-Varane, Ramos balikin lagi ke bek kanan. Arbeloa terlalu lambat, Carvajal belum cukup pengalaman.

Duo gelandang bertahan juga masih bermasalah. Xabi Alonso diharapkan sembuh menjelang El Clasico, semoga gak sekedar sembuh tapi juga langsung kembali ke permainan puncaknya. Xabi-Khedira udah paten banget dalam beberapa musim terakhir. Illaramendi dan Modric belum bisa memberikan stabilitas a la Alonso. Illara dan Modric belum selihai Alonso dalam membaca permainan lawan. 

Kalo trio gelandang serang mah gak perlu diomongin lah ya. Kiri Ronaldo, kanan Di Maria, tengah Isco. Bale? hhhhmmm, rasanya dia gak akan main, paling jadi pengganti. Tapiiii, gimana dengan pos penyerang tunggal? Benz kacrut, angin-anginan. Morata? Rasanya Ancelotti gak akan masang dia. Pilihannya antara mau ga mau mempercayai Benzema lagi, atau pasang Bale. Nekat aja, berharap Bale bisa jadi miracle maker kayak Messi gitu. Hahaha. Permasalahan ada pada bener atau gaknya cedera si Bale ini. Kalo Bale gak cedera, Real bisa berharap seengganya si Bale bisa pake kecepatannya untuk ngebuka pertahanan Barca. Rasanya gak mungkin Bale dijadiin false-9 a la Messi, paling mungkin Bale dijadiin complete forward seperti peran Benzema. 

Dari belakang sampe depan, semua harus dipikirin lagi sama Ancelotti. Ayo Don Carlo, use your magic wand. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar