Kamis, 07 Agustus 2014

James Rodriguez ke Real Madrid, Maruk Atau Brilian?

Jendela transfer untuk musim 2014-2015 masih akan terbuka hingga 31 Agustus nanti, namun sepertinya kita udah bisa mengetahui siapa yang akan menjadi pemain dengan banderol termahal. Rasanya sulit bagi klub manapun untuk mengeluarkan uang sebesar 88 juta Euro atau kurang lebih sekitar 1,1 triliun rupiah, jumlah yang dikeluarkan Real Madrid untuk merekrut James Rodriguez dari AS Monaco. Jumlah yang fantastis untuk pemain yang fantastis pula, tapi apa iya Real butuh James Rodriguez?


James (dibaca Hamez) bisa dikategorikan sebagai gelandang serang No. 10 alias trequartista. Pemain dengan insting menyerang, berteknik tinggi, visi yang mantab dan cepat-gesit-tangkas, melewati 1-2 pemain gak masalah. Hmm, rasanya Madrid udah punya pemain dengan karakteristik serupa, yang dibeli pada jendela transfer musim lalu. Betul, Madrid udah punya Isco. Kalo teman-teman pembaca masih ingat, Isco gemilang pada periode awal musim lalu. Madrid yang masih beradaptasi dengan Ancelotti dan kala itu berformasi 4-2-3-1, Isco tampil gemilang dan membuat Madridista sedunia gak merindukan Mesut Ozil sama sekali.Walau dari pertengahan hingga akhir musim Isco kurang bersinar karena perubahan formasi dari Ancelotti, namun Isco menunjukkan niatnya untuk beradaptasi (Isco mau ditempatkan jadi gelandang tengah) dan gak ada yang meragukan bakatnya. Bersama Thiago Alcantara, Isco adalah masa depan timnas Spanyol.

Harga mahal, sanggupkah James memenuhi ekspektasi?

Jadi buat apa ya, Real Madrid ngegaet James Rodriguez? Kan mereka punya Isco?

Simpel aja, karena gak banyak bakat seperti James Rodriguez, pemain dengan bakat alami yang begitu besar. Pemain seperti James, adalah pemain langka. Pemikiran yang sama juga melandasi pembelian Gareth Bale dan niatan untuk membeli Neymar (sebelum Neymar ke Barcelona). Membeli pemain langka, terlepas dari dibutuhkan atau tidak, merupakan tindakan preventif agar pemain-pemain ini tidak jatuh ke tangan rival. Ini harus dilakukan agar Madrid bisa berjaya di Spanyol dan Eropa.

Madrid, tidak ingin membayangkan rival mereka diperkuat oleh pemain dengan bakat luar biasa padahal pemain tersebut bisa mereka raih. Misalkan saja, James direkrut oleh Bayern Munich dan mereka memenangkan Champions League. Apa saja yang didapat Bayern? Ketenaran dan kebanggaan karena mereka memenangkan kejuaraan prestisius, keuntungan finansial berupa hadiah juara dan keuntungan hak siar, belum lagi keuntungan dari penjualan kaos, apalagi James sedang tenar-tenarnya. Memang, belum tentu Bayern akan menjuarai Champions League jika James bergabung, tapi KEMUNGKINAN Bayern menjuarai kompetisi tadi sudah merupakan resiko yang tidak ingin ditanggung oleh Madrid, karena Madrid juga ikut di kompetisi yang sama.

Gilakah Madrid? Rasanya gak. Ingat, mereka berada dalam bisnis yang omzetnya saja ratusan juta Euro. Membeli James segitu mahalnya, bisa jadi balik modal hanya dalam satu musim. Contohnya? Gareth Bale. Walau berstatus pemain termahal, tapi kontribusi gol-golnya di final Copa Del Rey dan Champions League, belum lagi ketenaran Bale yang sedang tinggi-tingginya berakibat penjualan kaos yang meningkat, membuat investasi besar yang Madrid lakukan seperti menang undian. Keluar uang banyak, namun yang didapat berkali-kali lipat.

Kalo menurut kalian, gimana? Setujukah kalian dengan pendapat saya, atau kalian punya pendapat lain? Makasih banyak udah menyempatkan baca editorial ini, have a good day!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar